Skip to content

Biodata

Rahadian Farizi. Adalah seorang laki-laki kelahiran 18 Desember 1992. Dipanggil Adit di rumah dan dipanggil mbe di sekolah karena rambutnya yang membentuk pola kriwil-kriwil atau keriting.

Lahir dan tinggal sebagai anak ke 2 dari 4 bersaudara di Bandung. 2 tahun kemudian ia pindah ke Semarang. 5 tahun kemudian karena tuntutan pekerjaan ayahnya pindah lagi ke Jakarta. Hanya 2 tahun di Jakarta, ia sekeluarga pindah kembali ke kota kelahirannya, Bandung (hoho. bulak balik).

Mengenyam pendidikan pra-sekolah dari Playgroup sampe TK Hidayatullah di Semarang. Karena pindah-pindah, dia pun sempat duduk di tiga SD yang berbeda. SD kelas 1-2 cawu 1 di SD Hidayatullah, Semarang. SD kelas 2-4 di SD An-Nisaa, Tangerang. SD kelas 5 hingga tamat di SD Banjarsari, Bandung. Habis 6 tahun di SD, tentu saja dia melanjutkan ke SMP, mumpung orangtua nya berkecukupan. Berbekal NEM (atau apa sih namanya ?) yang cukup tinggi, ia berhasil masuk ke SMP terfavorit di Bandung, SMPN 5 Bandung. 3 tahun disana dicapai dengan cukup gemilang tidak pernah lepas dari 10 besar. Namun dia merasa masa SMP nya dilewatkan dengan tidak cukup menarik karena dia cukup apatis di SMP. Merasa menyesal, dia bertekad berubah di SMA. Berbekal NEM yang cukup tinggi dengan nilai 9.00 di Matematika, 9.40 di Bahasa Indonesia dan 10.00 di Bahasa Inggris, dia berhasil masuk ke SMA (sekali lagi) terfavorit se-Bandung, atau bahkan Jawa Barat, SMA Negeri 3 Bandung.

Di SMA Negeri 3 Bandung ia cukup sukses dengan tiba-tiba-dan-entah-kenapa-mengherankan menjadi seorang Mitramuda 1 OSIS LVI.  Tentu saja perubahan besar terjadi dalam hidupnya. Yang awalnya membosankan jadi menyibukkan. Yang awalnya “patuh” jadi “pemberontak”. Yang awalnya ganteng jadi makin ganteng.

Sekarang di SMA Negeri 3 Bandung, ia tengah menjalani tahun ke 3 nya.

Dengan semangat baru setelah cukup terbengkalai dalam bidang akademis di kelas XI, dia siap berangkat ke STEI ITB di tahun 2010.

Kuliah ternyata bukan hadangan yang kecil. Berbagai penyesuaian dan adaptasi sangat diperlukan. Berbekal semangat membara saat SMA, ia bertekad tidak akan menjadi mahasiswa yang hanya belajar. Tapi juga mengasah soft skill dari berbagai kegiatan kemahasiswaan. Berbagai unit kegiatan mahasiswa menarik hatinya. Banyak. Maklum, ada lebih dari 70 unit kegiatan mahasiswa di ITB. Namun pada akhirnya, hatinya tertambat pada satu pilihan, yakin Marching Band Waditra Ganesha (MBWG) ITB. Cukup aktif perannya di unit tersebut, hingga kini ia masih aktif sebagai pemain Bass Drum.

2 semester dilewati dengan tidak ringan, banyak halangan dan batu menghadang, akhirnya Tahap Persiapan Bersama selesai. Dengan penuh keyakinan ia memilih Teknik Telekomunikasi sebagai tempat menuntut ilmunya hingga lulus, dengan tujuan memajukan semaju-majunya dunia pertelekomunikasian Indonesia.

Mari kita doakan mimpinya dapat tercapai. Demi bangsa.

Amin.

.

Leave a Comment

Leave a comment